Sumbawa, 20 September 2025– Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) NTB Seksi KSDA Wilayah II Sumbawa menggelar Implementasi Rencana Aksi Pemberdayaan Masyarakat di kawasan Laskap Moyo Satonda, Sabtu (20/9/2025).
Sekitar 30 peserta hadir, terdiri dari pemandu wisata dan penyedia jasa transportasi Pulau Moyo. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan empat bulan lalu yang membahas peningkatan kapasitas pelaku pariwisata lokal.
Hadir sebagai narasumber, perwakilan BKSDA Sumbawa Samsul Ibrahim, Kabid II BPBD Sumbawa Dr. Rusdianto AR, serta perwakilan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sumbawa Ilman Fiansyah.
Samsul Ibrahim menegaskan pentingnya komitmen peserta dalam memajukan pariwisata Pulau Moyo. “Kita ingin pariwisata Pulau Moyo semakin maju. Semua peserta harus benar-benar menerapkan ilmu yang diperoleh,” ujarnya.
Ilman Fiansyah menekankan pentingnya standar keselamatan transportasi wisata. “Kendaraan harus standar dan dalam kondisi sehat agar tidak membahayakan tamu,” tegasnya. Ia juga mengingatkan pemandu wisata untuk menjaga etika dan kearifan lokal demi kenyamanan wisatawan.
Sementara itu, Dr. Rusdianto menyoroti kesiapan menghadapi keadaan darurat, terutama di wilayah tanpa sinyal telepon. “Penyedia layanan wisata harus punya sarana komunikasi alternatif, misalnya radio di kantor desa, agar laporan bisa cepat diteruskan,” jelasnya.
Dalam sesi diskusi, Aldi Pertamansyah, tukang ojek wisata asal Labu Aji, berharap ada pelatihan lanjutan dan perhatian pemerintah terhadap kondisi jalan menuju Taman Wisata Moyo. “Banyak tamu mengeluhkan jalan rusak, ini harus segera dibenahi,” ungkapnya.
Kegiatan ini diharapkan memperkuat peran masyarakat lokal sebagai penggerak utama pariwisata Pulau Moyo. Dengan peningkatan keselamatan, pelayanan yang beretika, serta dukungan infrastruktur, Pulau Moyo diyakini siap menjadi destinasi wisata kelas dunia yang aman, nyaman, dan berkelanjutan.