Sumbawa, 8 Desember 2025– Pemerintah Kabupaten Sumbawa menjadikan hasil survei akhir tahun sebagai dasar penyusunan kebijakan 2026. Sekretaris Bappeda Sumbawa, Dwi Rahayu Ratih Wulandari., ST., MM., menegaskan bahwa survei ini bukan sekadar dokumen, tetapi harus menjadi pedoman perencanaan pembangunan.

“Survey ini bisa jadi acuan untuk kinerja tahun depan—kita mau ngapain. Tidak boleh hanya menjadi dokumen. Bupati dan Wabup sangat membutuhkan hasil survei supaya kebijakan tahun depan lebih terkontrol,” ujarnya.
Survei yang dilakukan oleh Magna Selekta memotret kinerja pemerintah, khususnya terkait 12 program unggulan Bupati Jarot dan Wakil Bupati Ansori.
Peneliti Magna Selekta, Joni Firmansyah, menjelaskan bahwa survei dilaksanakan pada 22–29 November 2025 dengan metode tatap muka di seluruh desa dan kecamatan, melibatkan 800 responden.

Joni menegaskan bahwa hasil survei ini berbeda dari indeks kepuasan masyarakat karena fokusnya adalah pada kinerja Bupati–Wakil Bupati serta perkembangan program prioritas.
Hasil Utama: Kepuasan Naik Signifikan 12 Poin
Survei akhir tahun yang berlangsung pada 15 November–5 Desember 2025 melaporkan peningkatan kepuasan masyarakat terhadap layanan publik menjadi 78%, naik 12 poin dari tahun sebelumnya (66%).
Sebaran Responden terdiri dari
Usia: 18–35 tahun (42%), 36–55 tahun (38%), >55 tahun (20%). Domisili: Perkotaan (55%), Pedesaan (45%).
Jenis kelamin: Pria (52%), Wanita (48%).
Latar belakang: pekerja swasta, ASN, pelaku usaha, pelajar, dan lainnya
Metodologi & Validasi Data
Metodologi
Penelitian
Survei dilaksanakan pada 22 – 29 November 2025
Margin of Error 3,2%, Tingkat Kepercayaan 95%
dengan Responden 800 orang
Multistage Random Sampling
Dilaksanakan secara tatap muka / wawancara
langsung
Tersebar di seluruh Kecamatan dan Desa di
Kabupaten Sumbawa (157 Desa, 8 Kelurahan
Instrumen berupa kuesioner skala Likert dan pertanyaan terbuka. Pengambilan sampel memakai teknik acak bertingkat. Validitas data dijaga melalui:
Uji coba kuesioner pada 30 responden. Validasi ganda input data. Pengujian konsistensi statistik dengan alpha Cronbach 0,87
Kepuasan Per Sektor Layanan Publik
Kesehatan: 85% – meningkat karena penambahan fasilitas medis.
Pendidikan: 82% – dipengaruhi peningkatan mutu tenaga pengajar.
Transportasi: 67% – masih menjadi titik lemah, terutama akses dan keandalan layanan.
Respons Masyarakat Terhadap Program Strategis
Sebanyak 69% responden mengetahui minimal tiga dari lima program strategis pemerintah daerah:
- Makan bergizi gratis (MBG) & Sekolah Rakyat (SR). 75% puas, terutama karena meningkatnya fasilitas umum dan akses air bersih.
- Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih & Kampung Nelayan Merah Putih. 71% menilai program bermanfaat bagi usaha dan pemasaran produk lokal.
- Batalyon Teritorial Pertahanan (TP).
65% puas dengan peningkatan keamanan, meski komunikasi dengan warga perlu ditingkatkan. Secara keseluruhan, 70% menyatakan program-program strategis memberi dampak positif pada kehidupan sehari-hari.
Tim peneliti menilai peningkatan kepuasan sebagai capaian signifikan. “Pemerataan layanan, pembangunan pedesaan, dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap program strategis sangat memengaruhi persepsi publik,” ujar Joni Firmansyah.
Kesenjangan kepuasan antara perkotaan dan desa juga mengecil dari 15 poin menjadi 8 poin, menunjukkan kemajuan pemerataan layanan.
Meski demikian, sektor transportasi dan transparansi anggaran tetap menjadi pekerjaan rumah pemerintah.
Peneliti merekomendasikan percepatan perbaikan akses transportasi. Peningkatan transparansi informasi melalui platform digital. Respons cepat terhadap keluhan masyarakat.
Hasil survei ini diharapkan menjadi pijakan kuat bagi pemerintah dalam penyusunan kebijakan tahun 2026 agar pelayanan publik semakin terukur, responsif, dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat. (LS)






























































