Single News

Bupati Mutasi 132 Pejabat, Tegur Keras Pejabat yang “Cuek”

Liputansumbawa.id–Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, MP., secara resmi
mengukuhkan dan melantik 132 Pejabat Struktural di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Sumbawa, pada Rabu (31/12/2025).

Pelantikan ini merupakan langkah strategis Pemerintah
Kabupaten Sumbawa untuk melakukan penyegaran organisasi, penguatan tata kelola
pemerintahan, dan akselerasi pencapaian program-program pembangunan daerah.

Pelantikan Pejabat Struktural ini, Pemerintah Kabupaten Sumbawa
berkomitmen untuk terus meningkatkan efektivitas birokrasi dan memastikan
pelaksanaan program pembangunan daerah berjalan tepat sasaran demi kepentingan
masyarakat Sumbawa.

Dalam kesempatan itu, Syarafuddin Jarot melontarkan kritik keras terhadap kinerja sejumlah pejabat daerah karena masih banyak kepala OPD, kepala bagian, camat hingga pejabat struktural yang dinilainya tidak ikut berpartisipasi dan bahkan terkesan cuek terhadap agenda strategis daerah.

Salah satu contoh yang disoroti Bupati adalah rendahnya keterlibatan pejabat dalam program penanaman pohon. Menurutnya, gerakan tersebut bukan sekadar seremonial, melainkan pesan moral, pesan ekologis, dan pesan kepemimpinan.

“Menanam pohon itu seperti menanam nilai. Kita mungkin tidak menikmati sepenuhnya hasilnya hari ini, tetapi kita bertanggung jawab memastikan generasi setelah kita tidak hidup di tanah yang gersang,” tegas Jarot.

Ia bahkan mengingatkan, bila
untuk hadir dan menanam satu pohon saja pejabat masih lamban, maka wajar jika publik meragukan kesungguhan pemerintah dalam menjaga masa depan daerah.

Dalam konteks itulah, pelantikan dan mutasi di penghujung tahun ini disebut Jarot sebagai titik balik. Ia menegaskan tidak boleh lagi ada pejabat yang hanya hadir di meja kerja, tetapi absen di lapangan.

“Setelah hari ini, tidak ada lagi alasan untuk tertinggal,” katanya.

Awal Baru Menuju 2026
Pelantikan yang sengaja digelar tepat pada 31 Desember 2025 juga dimaknai sebagai titik refleksi dan titik persiapan menyongsong tahun baru. Bupati menekankan bahwa para pejabat yang baru dilantik harus memasuki tahun 2026 tanpa beban masa lalu, dengan posisi yang jelas, tugas yang tegas, dan arah yang sejalan.

“Ibarat membersihkan meja kerja, hari ini kita rapikan struktur dan luruskan barisan, agar besok di awal tahun kita tidak lagi sibuk menyesuaikan diri, tetapi langsung bekerja,” ujarnya.

Ia juga menyerukan agar tahun baru dimulai dengan energi baru, formasi baru, dan semangat yang menyala, seiring Kabupaten Sumbawa akan memasuki HUT ke-67 pada 22 Januari 2026, yang menjadi HUT perdana di era pemerintahan Jarot–Ansori.
Program Strategis Mulai Bergerak

Dalam hampir sepuluh bulan masa pemerintahannya sejak dilantik pada 20 Februari 2025, Jarot menyatakan ritme kerja Pemkab Sumbawa berjalan cepat. Dalam waktu yang belum genap setahun, berbagai program strategis mulai bergerak secara simultan.

Pembangunan infrastruktur fisik, termasuk pembenahan ruas jalan di wilayah selatan, telah dimulai. Penguatan sektor pertanian, peternakan, perikanan, industri hilirisasi hingga proyek-proyek strategis terus dilobi ke pemerintah pusat.

“Satu per satu mulai menunjukkan denyutnya. Ini ikhtiar serius untuk mewujudkan Sumbawa yang unggul, maju, dan sejahtera,” katanya.

Salah satu program yang kembali ditekankan adalah penanaman pohon sebagai bagian dari implementasi Sumbawa Hijau dan Lestari.
Pesan Keras untuk Pejabat

Di hadapan pejabat yang baru dilantik, Bupati menyampaikan pesan tanpa basa-basi. Ia menegaskan tidak menginginkan kerja setengah-setengah. Seluruh OPD diminta bergerak aktif, membangun koordinasi, menghidupkan inisiatif, dan menunjukkan etos kerja.

“Jangan lamban, jangan menunggu, jangan hanya hadir di rapat tapi hilang di pelaksanaan,” tegasnya.

Menurut Jarot, masyarakat akan menilai apakah pemerintahan ini kompak, sigap, dan punya semangat melayani. Ia pun tidak menuntut kesempurnaan, tetapi menuntut kesungguhan.
Bekerja sungguh-sungguh, katanya, berarti mendahulukan kepentingan umum, bukan kepentingan individu atau kelompok, serta bekerja dengan hati, integritas, dan tanggung jawab.

Mutasi Bukan Garis Finish
Mengibaratkan birokrasi seperti sungai besar, Jarot mengingatkan bahwa setiap jabatan adalah bagian dari aliran. Jika hulunya lamban dan alirannya tersumbat, maka hilir akan kering.

“Jabatan yang saudara emban hari ini adalah bagian dari aliran itu. Jangan menjadi batu yang menghambat arus, tetapi jadilah air yang menggerakkan,” ujarnya.

Ia menegaskan, mutasi dan pelantikan ini bukan garis finis, melainkan pos awal untuk berlari lebih cepat dan lebih terarah.

“Beban kerja ke depan lebih berat, sorotan publik lebih tajam. Tetapi ritme kerja kami tidak pendek, tidak pelan, dan tidak menunggu,” tutup Jarot. (LS)