Sumbawa Besar, Jum’at 5 Desember 2025 — Festival Adipura yang berlangsung di halaman Kantor Bupati Sumbawa menjadi panggung penting bagi penguatan gerakan lingkungan hidup dan pengelolaan sampah di Kabupaten Sumbawa. Acara yang dihadiri pimpinan DPRD, Sekretaris Daerah, Forkopimda, para kepala OPD, serta sponsor dari PT SJR dan PT KPP ini dirangkaikan dengan peluncuran berbagai inovasi persampahan oleh Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, MP.



Pada kesempatan tersebut, Devira selaku Ketua Lingkara lembaga peduli sosial, budaya, dan ekologi Sumbawa—menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah daerah. Ia menegaskan bahwa ruang kolaborasi seperti inilah yang dibutuhkan para pemuda Sumbawa untuk berkarya dan berkontribusi dalam isu lingkungan. “Anak muda kita tidak kekurangan kreativitas. Yang kurang adalah wadah untuk menuangkan ide-ide itu agar berdampak nyata. Lingkara hadir untuk menjadi ruang itu, bersama para green influencer yang terus menggerakkan kesadaran publik,” ujarnya.
Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, MP, dalam sambutannya menekankan bahwa langkah yang diambil hari ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat arah kebijakan nasional untuk mengurangi 30 persen sampah dan mengolah 70 persen sisa sampah. Ia menyampaikan bahwa Sumbawa beruntung memiliki generasi muda yang tidak hanya kreatif tetapi juga peduli lingkungan, dan Pemerintah Daerah akan terus membuka ruang untuk inovasi mereka. “Kita memiliki program Sumbawa Bersih, Hijau, dan Lestari. Dukungan anak muda mempercepat langkah kita mewujudkan program tersebut,” tegasnya.
Peluncuran inovasi persampahan menjadi inti acara, ditandai dengan tujuh program yang resmi dicanangkan Bupati. Momen simbolis terjadi saat Bupati memasangkan rompi kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kasat Pol PP sebagai tanda dimulainya tugas Satgas Penegakan Hukum Persampahan, satuan yang akan memperkuat disiplin dan kepatuhan terhadap regulasi persampahan di masyarakat.
Daftar inovasi dan program yang diluncurkan meliputi :
1. Satgas Penegakan Hukum Persampahan
2. BUSER (Buis Komposter) untuk mendorong pengolahan sampah organik berbasis rumah tangga dan komunitas.
3. Program 100 Bank Sampah sebagai penggerak ekonomi sirkular di tingkat kecamatan dan desa.
4. Gerakan Pisah, Olah, dan Manfaatkan Sampah untuk memperkuat budaya zero waste.
5. Pengiriman Perdana Produk Sampah BSI Pemuda Berbagi yang menunjukkan nilai ekonomi dari pengelolaan sampah.
6. Program Sedekah Sampah di 10 Sekolah hasil dukungan PT SJR dan PT KPP yang memperkuat pendidikan lingkungan sejak dini.
7. Gerakan PAK SOMAT (Pisah, Olah, Manfaatkan Sampah) untuk mendorong perubahan perilaku pemilahan sampah mulai dari rumah dan komunitas.
Dalam pesannya, Bupati H. Jarot mengajak seluruh elemen untuk memperkuat kolaborasi. Ia menekankan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya urusan pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama. “Komunitas, sekolah, dunia usaha, dan masyarakat harus bergerak bersama. Inilah pondasi penting untuk masa depan Sumbawa yang lebih bersih, hijau, dan lestari,” ujarnya.
Festival Adipura 2025 tidak hanya menjadi ajang seremoni, tetapi juga titik temu antara pemerintah daerah, generasi muda, komunitas lingkungan, dan dunia usaha. Dengan tujuh program persampahan yang baru diluncurkan, Sumbawa memperlihatkan keseriusannya menata tata kelola lingkungan yang modern dan berkelanjutan, seraya membuka ruang yang lebih luas bagi masyarakat untuk terlibat langsung dalam perubahan.
(NKM/YH / BFI – Prokopim Sumbawa)






























































