Sumbawa 20 Agustus 2025– Senyum ramah itu tak pernah lepas dari wajahnya. Dwi Rahayu, ST., MM., atau akrab disapa Mbak Dwi, menyambut siapa pun dengan kehangatan yang meneduhkan. Di balik kelembutan itu, tersimpan filosofi hidup yang sederhana namun dalam: bersyukur.
Bagi Dwi, rasa syukur adalah kunci yang membuat hidup terasa damai. “Jika kita tidak mampu bersyukur, semua yang baik dan indah akan menjadi buruk dan menyakitkan,” katanya, dalam sebuah perbincangan hangat di ruang kerjanya, Selasa, 19 Agustus.
Jejak Seperempat Abad ASN
Awal Agustus 2025 menjadi babak baru dalam perjalanan panjang Dwi Rahayu sebagai Aparatur Sipil Negara. Ia resmi dilantik sebagai Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumbawa.
Jabatan itu ia pandang bukan sekadar pencapaian, tetapi amanah. “Bukan karena kebahagiaan yang menjadikan diri kita bersyukur, tetapi rasa bersyukurlah yang menjadikan kita berbahagia,” ujarnya sarat filosofi.
Selama 25 tahun pengabdian, rutinitas pekerjaan yang kadang menjenuhkan tak pernah ia anggap beban. Dengan niat tulus, setiap tugas dijalani seperti air mengalir.
“Kesulitan sebesar apa pun akan terasa ringan bila hati terus dipenuhi rasa syukur,” kata Dwi.
Akar Nilai dari Keluarga
Lahir di Makassar tahun 1972, Dwi tumbuh besar di Sumbawa Besar, tanah yang ia cintai sepenuh hati. Ayahnya, H. Sadjarwo, adalah Kepala Dinas PU Sumbawa kala itu. Dari sang ayah dan ibu, ia belajar arti disiplin, kejujuran, dan kegigihan.
Meski berdarah Jawa, jiwa ke-Sumbawa-an begitu kental bersemayam dalam dirinya. Prinsip hidupnya ditempa dari nilai keluarga: konsistensi, keuletan, dan kesabaran menghadapi badai kehidupan.
“Hidup itu tidak selalu mulus. Ada badai, ada duka. Tetapi di situlah akhlak diuji, apakah kita sabar dan terus bermunajat kepada Tuhan,” ucapnya.
Semua Dimulai dari Niat
Di usia 53 tahun, Dwi memandang niat sebagai kompas jiwa. Niat yang lurus menjadi pegangan dalam setiap langkah. Ia percaya, kegagalan bukan vonis akhir, melainkan cambuk untuk bangkit.
“Jangan hanya berdoa agar sukses. Doakan pula agar setiap niat kita senantiasa benar dan suci,” ujarnya menegaskan.
Baginya, kontribusi sekecil apa pun tetap bernilai bila diniatkan untuk kebaikan. Balasan yang sesungguhnya bukan materi, melainkan ridha dan ampunan Allah.
Amanah Baru, Harapan Baru
Kini, dengan jabatan barunya, Dwi Rahayu ingin berkontribusi lebih besar untuk tanah Sumbawa. Baginya, jabatan adalah amanah, bukan kebanggaan pribadi.
Ia melangkah dengan tenang, memaknai setiap hari sebagai ladang pengabdian, sembari menjaga filosofi hidup yang menjadi kunci kebahagiaannya: bersyukur. (LP)