Single News

Desa Berdaya, Kades Labuhan Burung Curhat ke Gubernur NTB

Sumbawa, 30 Oktober 2025—Kehadiran Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal di Sumbawa Besar, Rabu 29 Oktober lalu dimanfaatkan oleh Kepala Desa Labuhan Burung Kecamatan Buer, Iwan Iskandar Putra. Kades Labuhan Burung mengeluarkan curhatan hatinya (curhat) langsung ke Miq Iqbal (sapaan Gubernur NTB).

Di hadapan Miq Iqbal, Iwan menyampaikan sejumlah hal yang berkaitan dengan Desa. Menurut Iwan bahwa Desa Labuhan Burung miniature Indonesia yang mana hampir semua suku ada di sana, didominasi oleh suku Sasak sebanyak 60 persen.

Desa Labuhan Burung juga merupakan salah satu Desa Wisata, juga menjadi Desa migran Emas yang baru saja dilaunching. Desa Labuhan Burung juga merupakan Desa Bersih Narkoba (Desa Bersinar). Desa Labuhan Burung pun salah satu Desa konservasi.

“Besar harapan kami kepada pak Gubernur bahwa salah satu program yang ada kaitan dengan visi misi Gubernur yakni Desa Berdaya yang mana tahun ini ada 40 Desa ditetapkan,” ungkap Iwan.

Ia berharap mudah-mudahan di 40 Desa tersebut dengan berbagai macam potensi Desa dapat tercover di Desa Berdaya salah satunya Desa Labuhan Burung.

Menanggapi aspirasi Kepala Desa Labuhan Burung, Gubernur NTB menyampaikan bahwa Desa Berdaya akan diberikan ke semua Desa dan Kelurahan di NTB. Di luar Desa Berdaya ada Desa Berdaya Transformatif, khusus untuk Desa dengan kemiskinan ekstrem sejumlah 106 dengan jumlah KK 1000 sekian orang.

Desa yang 40 tersebut masuk di kategori Desa Berdaya Transformatif yang akan diintervensi dalam 3 tahun, 40 tahun pertama, 40 tahun kedua dan sisanya di tahun terakhir. Tapi Desa lain tetap berjalan dan tetap dialokasikan anggaran untuk Pembangunan Desa.

“Kalau ada yang strategis untuk dibangun di Desa Labuhan Burung yang punya dampak ekonomi bagi masyarakatnya maka akan dipertimbangkan. Kita akan Kerjasama dengan Kabupaten untuk mendata mana yang akan kita intervensi,” tegas Gubernur.

Ia menambahkan terhadap Desa dengan Tingkat kemiskinan ekstrem tersebut ditangani secara serius dengan melibatkan Pemerintah Pusat, dan Kabupaten/Kota, LSM Internasional, Perusahaan swasta melalui CSR dan filantropi.

“Agak berbeda konsepnya dengan Desa Berdaya sudah berjalan, yang belum jalan adalah Desa Berdaya Transformatif,” pungkasnya. (LS)