Sumbawa – NTB | Kegiatan bertajuk “Digitalisasi & Storytelling Warisan Budaya untuk Pendidikan Berkualitas” digelar di Bala Datu Ranga, Sumbawa, 19 Oktober 2025. Acara Tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa, Budi Sastrawan, S.IP, M.Si , Wakil Pimpinan III DPRD Kabupaten Sumbawa Zulfikar Dimitry, SH., MH., serta Lurah Pekat, Arie Afriliansyah.

Acara ini menjadi momentum penting dalam upaya mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal dengan kemajuan teknologi digital di dunia pendidikan.
Dalam sambutannya, Wakil Ketua III DPRD Kabupaten Sumbawa, Zulfikar Dimitry, menegaskan bahwa tema kegiatan kali ini memiliki makna strategis di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi.
“Digitalisasi bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan untuk menjaga relevansi, daya saing, dan kesinambungan nilai-nilai luhur bangsa — termasuk warisan budaya kita,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa warisan budaya tidak hanya sekadar peninggalan masa lalu, tetapi juga merupakan fondasi karakter dan identitas bangsa.
Melalui pendekatan storytelling atau metode bercerita yang kreatif dan inspiratif, nilai-nilai budaya dapat dihidupkan kembali dengan cara yang lebih modern dan dekat dengan generasi muda.
“Storytelling adalah jembatan antara tradisi dan inovasi. Dengan cara ini, budaya lokal bisa disampaikan secara menarik dan mudah dipahami,” tambahnya.
Lebih lanjut, Zulfikar menekankan bahwa pendidikan berkualitas tidak hanya diukur dari kemampuan akademik, tetapi juga dari penguatan karakter, jati diri, dan rasa cinta terhadap budaya sendiri.
Digitalisasi dan storytelling budaya, menurutnya, merupakan langkah visioner menuju generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berakar kuat pada nilai-nilai lokal dan terbuka terhadap dunia global.
DPRD Kabupaten Sumbawa, lanjutnya, memberikan dukungan penuh terhadap upaya pelestarian budaya melalui inovasi pendidikan dan digitalisasi.
“Kami berharap sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, komunitas budaya, dan masyarakat dapat terus terjalin, agar warisan budaya kita tidak hanya dikenang, tetapi hidup dan berkembang di ruang digital yang semakin luas,” tutupnya.
Kegiatan ini diharapkan menjadi tonggak awal bagi lahirnya inisiatif-inisiatif baru yang mampu menjembatani kearifan lokal dengan teknologi digital, serta memperkaya dunia pendidikan dengan muatan budaya yang kuat dan relevan dengan zaman.(WB)




























































