Sumbawa Besar, 10 Juni 2025– Kepala Bappeda Provinsi Nusa Tenggara Barat, Dr. Ir. H. Iswandi, M.Si., dalam Musrenbang RPJMD Kabupaten Sumbawa tahun 2024-2029 dan RKPD Kabupaten Sumbawa Tahun 2026, yang diselenggarakan di Sumbawa Besar, 10 Juni 2025, memaparkan peta potensi dan sektor unggulan Kabupaten Sumbawa sebagai bagian dari strategi penguatan pembangunan wilayah.
Iswandi menegaskan posisi Kabupaten Sumbawa sebagai salah satu lokomotif pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumbawa di hadapan Bupati Sumbawa dan jajaran pemerintahan Kabupaten Sumbawa serta pihak terkait lainnya.

Kepala Bappeda menjelaskan bahwa dalam sektor perikanan dan kelautan, Kabupaten Sumbawa tercatat memiliki 11.248 nelayan aktif dan 62 desa dengan potensi perikanan tangkap. Selain itu, terdapat 20 desa penghasil rumput laut dan 15 desa lainnya yang mencatatkan produksi rumput laut sebesar 1,3 juta ton, menunjukkan potensi besar dalam industri kelautan dan budidaya laut.
Sektor pertanian dan perkebunan juga menjadi kekuatan utama Sumbawa, dengan potensi tersebar di puluhan desa: 209 desa untuk padi, 104 desa untuk jagung, 84 desa untuk kelapa, serta berbagai komoditas lain seperti bawang merah, cabai, kopi, tembakau, kemiri, dan kedelai. Hal ini menjadikan Sumbawa sebagai lumbung pertanian strategis bagi NTB dan nasional.
Dalam bidang peternakan, meskipun data rinci tidak disampaikan, sektor ini tetap menjadi bagian integral dari agenda pembangunan daerah berbasis agribisnis dan agroindustri.
Sumbawa juga memiliki keunggulan dalam sektor pariwisata, terutama dengan keberadaan tiga Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD), yakni: Samota (Saleh–Moyo–Tambora), Alas Utan, Batu Hijau, Dodo-Rinti. Terdapat pula 66 pulau kecil yang potensial dikembangkan sebagai destinasi wisata bahari.
Lebih lanjut, Kabupaten Sumbawa masuk dalam empat Kawasan Strategis Provinsi (KSP) dari sebelas yang ditetapkan di NTB, antara lain:
KSP Samota dan sekitarnya, KSP Pototano–Alas–Utan, KSP Teluk Cempi–Hu’u, KSP Kawasan Pantura Sumbawa.
Dalam kerangka pengembangan jangka panjang berdasarkan RTRW Provinsi NTB, kawasan ini akan diarahkan menjadi pusat agribisnis terpadu dengan dukungan infrastruktur strategis seperti:
Pembangunan jalan kolektor primer, Jaringan listrik termasuk PLTS dan PLTA, Pelabuhan pengumpan lokal dan penyeberangan, Sistem telekomunikasi berbasis serat optik, Pengelolaan sumber daya air dan fasilitas reverse osmosis di daerah kepulauan.
Kepala Bappeda Provinsi NTB menekankan bahwa pengembangan Kabupaten Sumbawa akan difokuskan pada penciptaan kawasan strategis cepat tumbuh (KSCT) yang mengintegrasikan sektor unggulan: perikanan, pertanian, peternakan, pariwisata, serta industri berbasis sumber daya lokal.
“Kami mengahak adanya upaya kolaboratif kepada seluruh pemangku kepentingan, baik di tingkat Kabupaten, Provinsi, maupun nasional, untuk bersinergi dalam membangun Sumbawa sebagai wilayah yang memiliki potensi besar dalam menopang pertumbuhan ekonomi NTB secara keseluruhan,” tutupnya dalam paparannya tersebut. (LP)