Sumbawa,12 Oktober 2025– Ribuan peserta Jambore Cabang (Jamcab) Pramuka Sumbawa pada 7-12 Oktober 2025, di Bumi Perkemahan Olat Ojong, Desa Kerereh, Kecamatan Unter Iwes, mendapat pengalaman berharga tidak hanya soal kepramukaan, tetapi juga pelatihan menghadapi bencana dan simulasi penyelamatan di air.
Kabupaten Sumbawa dikenal sebagai wilayah yang memiliki risiko bencana cukup tinggi, termasuk peristiwa orang hanyut dan tenggelam yang kerap terjadi sepanjang 2025. Atas kondisi tersebut, Kwartir Cabang (Kwarcab) Sumbawa mengambil langkah edukatif melalui kegiatan mitigasi bencana dan simulasi Operasi SAR Gabungan.

Wakil Ketua Kwarcab Pramuka Sumbawa, Salahuddin Bho, menegaskan pentingnya membekali generasi muda dengan pengetahuan kebencanaan.
“Bencana alam tak bisa kita hindari, tetapi kita bisa mempersiapkan generasi yang siap dan tangguh menghadapinya. Edukasi mitigasi dan SAR sangat penting, terutama bagi anak-anak sebagai pewaris masa depan,” ujarnya.
Menurutnya, kondisi geografis Sumbawa yang beragam dan rentan bencana menuntut adanya pendidikan kebencanaan yang terintegrasi sejak dini. Pramuka menjadi ruang strategis untuk membangun kesadaran dan kesiapsiagaan secara kolektif.
“Kesadaran menghadapi potensi bencana tidak boleh musiman. Melalui Jamcab ini, kami ingin menanamkan kepedulian dan respons cepat terhadap situasi darurat,” tambahnya.
Dalam kegiatan tersebut, peserta turut menyaksikan simulasi operasi SAR air yang dirancang menyerupai kejadian nyata. Dengan dukungan Tim Pos SAR Sumbawa, simulasi mempertunjukkan pencarian tiga korban — dua berhasil diselamatkan, satu dinyatakan meninggal. Peralatan seperti pelampung, kantong jenazah, hingga kehadiran tim kesehatan dan ambulans pun dilibatkan untuk menghadirkan nuansa latihan sesungguhnya.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbawa mencatat, sepanjang 2025 telah terjadi belasan kasus kecelakaan air serta puluhan bencana lain, termasuk banjir. Kondisi ini mempertegas mendesaknya edukasi mitigasi dan pelatihan SAR bagi masyarakat.
“Mitigasi dan simulasi SAR harus menjadi prioritas. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat bisa hidup lebih aman meski berada di daerah rawan,” tegas Salahuddin.
Harmaen Ansyari, salah satu peserta, mengaku kegiatan ini membuka wawasan baru.
“Kami tidak hanya belajar menyelamatkan diri, tapi juga bagaimana bekerja dalam tim. Ada permainan, diskusi kelompok, dan kerja sama. Itu membuat kami sadar pentingnya saling membantu,” tuturnya.
Melalui kegiatan ini, Jamcab Pramuka Sumbawa tak sekadar menjadi perkemahan, melainkan sarana memupuk generasi yang siap, sigap, dan peduli terhadap keselamatan bersama. (LS)