Single News

Lapor Gass: Nakama & Bagian Ekon Mengubah Keluhan Jadi Solusi “Buktikan Kerja Nyata Lebih Penting dari Wacana”

Liputansumbawa.id | Di balik kesuksesan “Lapor Gass”, inovasi yang berhasil meraih Juara Lomba Inovasi Daerah Kabupaten Sumbawa 2025, tersimpan perjalanan menarik antara pemerintah daerah dan seorang anak muda Sumbawa yang dikenal dengan nama Juliansyah alias Nakama (Sapaan Akrab) seorang pakar IT yang kreativitasnya kerap disebut tak ada matinya.

Cerita ini bukan hanya tentang teknologi. Ini cerita tentang keresahan masyarakat, keberanian pemerintah berinovasi, dan anak muda lokal yang akhirnya menyatu menjadi solusi nyata. Kelangkaan LPG 3 kg sudah lama menjadi keluhan warga. Telepon masuk, pesan WhatsApp menumpuk, laporan tersebar, namun tidak ada sistem yang bisa memetakan masalah secara utuh.

Bagian Ekonomi Setda Sumbawa sadar kalau cara lama terus dipakai, kelangkaan akan selalu kembali setiap tahun.

Mereka butuh solusi baru. Mereka butuh orang yang tidak hanya mengerti teknologi, tetapi juga mengerti pola masalah di masyarakat.
Dari pertemuan-pertemuan sederhana di ruang kantor yang sempit itulah lahir ide besar:

Bagaimana kalau keluhan masyarakat diproses otomatis?
Bagaimana kalau sistem bisa bekerja 24 jam tanpa lelah?
Nakama lalu mulai merancang arsitektur dasar:
AI untuk membaca pesan, sistem untuk memetakan titik rawan kelangkaan, dashboard monitoring, dan integrasi pelaporan ke instansi terkait.
Satu kata dari tim Ekonomi yang mengubah segalanya:
“Buat yang sederhana tapi berdampak.”

Tidak ada ruangan mewah.
Tidak ada anggaran besar.
Yang ada hanya ide, laptop, dan tekad.

Dalam beberapa minggu, Nakama dan tim berhasil membuat prototipe pertama “Lapor Gass” sebuah call center berbasis AI yang bekerja 24 jam, siap menerima laporan dari masyarakat kapan saja.

Ketika diuji coba, hasilnya langsung terasa:
laporan cepat diverifikasi
pola kelangkaan terlihat lebih jelas

koordinasi dinas lebih terarah
respon ke masyarakat lebih cepat. Untuk pertama kalinya, keluhan tidak hanya ditampung tetapi langsung diterjemahkan menjadi aksi.
Seiring “Lapor Gass” dipakai masyarakat, jumlah laporan meningkat. Namun anehnya, masalah justru makin berkurang.
Distribusi LPG lebih tertib.
Pemetaan masalah lebih akurat.

Warga merasa benar-benar dilayani. Inovasi ini kemudian diikutkan dalam Lomba Inovasi Daerah Kabupaten Sumbawa 2025.

“Juara bukan tujuan kami. Yang kami cari adalah dampak,” ungkap Kabag Ekonomi dan SDM Setda Sumbawa, Ivan Indrajaya.

Namun juri melihat hal lain:
Kolaborasi pemerintah–anak muda. Teknologi lokal dengan manfaat luas.
Solusi tradisional yang diselesaikan secara modern.
Tak heran, “Lapor Gass” akhirnya keluar sebagai Juara.
Bagi Nakama, “Lapor Gass” bukan sekadar proyek.

Ini panggilan untuk membuktikan bahwa anak muda Sumbawa mampu menciptakan teknologi yang bermanfaat dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Sedangkan bagi pemerintah, ini bukti bahwa kolaborasi dengan pemuda adalah kunci percepatan inovasi.
“Lapor Gass” adalah cerita bahwa perubahan besar bisa lahir dari masalah yang sudah lama dianggap biasa, keberanian birokrasi membuka ruang, dan kreativitas anak muda lokal bernama Nakama. (LS)