Single News

Menanam Harapan di Tangan Anak Muda: Kisah Sekolah Adipura Cetak Green Influencer untuk Bumi Sumbawa

Sumbawa, 29 November 2025–Di tengah isu lingkungan yang kian mendesak, harapan justru tumbuh dari tempat yang sering kali tak disangka: ruang-ruang kelas, halaman sekolah, dan tangan-tangan kecil para pelajar. Dari sanalah lahir energi baru untuk menjaga bumi Sumbawa. Energi itu diberi nama Sekolah Adipura—sebuah gerakan yang mengajak anak muda bukan hanya belajar tentang lingkungan, tetapi juga menghidupinya.

Program ini merupakan bagian dari inovasi Green Youth Movement, gagasan Komunitas Lingkara yang berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumbawa. Mereka percaya, perubahan besar hanya dapat lahir jika generasi muda tidak lagi menjadi penonton, tetapi menjadi motor penggerak. Maka, Sekolah Adipura dibangun sebagai ruang pembinaan, laboratorium ide, hingga panggung aksi, untuk melahirkan Green Influencer muda yang kelak menjadi wajah baru gerakan lingkungan Sumbawa.

Belajar Menjaga Bumi Lewat Cerita, Aksi, dan Perjumpaan

Selama tiga hari, 27–29 November 2025, puluhan peserta larut dalam pengalaman yang jauh lebih kaya daripada sekadar teori.

Menemukan Makna: 27 November 2025

Pada hari pertama, Hermawan Some—Founder Nol Sampah Surabaya—mengajak peserta melihat masalah sampah dari sudut yang berbeda. Bukan sebagai beban, tetapi sebagai pintu perubahan. Dalam sesi Eco Education, ia menanamkan pemahaman bahwa perubahan gaya hidup ramah lingkungan justru paling efektif dimulai dari anak muda.

“Kalau bukan kalian, siapa lagi?” begitu pesan yang banyak membekas pada peserta.

Berlatih Memimpin: 28 November 2025

Hari kedua dibuka resmi oleh Ketua Lingkara, Devira Bunga Ayudya dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumbawa, Pipin Sakti Bitongo. Ruangan penuh semangat muda itu kemudian mendapatkan materi Leadership for Green Movement dari Ketua KNPI Sumbawa, Aryan Perdana Putra. Peserta tidak hanya diajak berpikir sebagai pegiat lingkungan, tetapi sebagai pemimpin gerakan.

Di sesi Lingkar Wacana, mereka duduk melingkar, berdiskusi, dan mengerucutkan gagasan. Ada yang bercerita tentang sekolahnya yang masih kesulitan memilah sampah, ada pula yang mengusulkan kampanye digital untuk mendobrak perilaku buruk terhadap lingkungan. Dari ruang diskusi sederhana itu, ide-ide besar mulai lahir.

Belajar dari Lapangan: 29 November 2025

Hari ketiga menjadi puncak pengalaman. Melalui Eco Project: Study Tour Green Influencer, peserta mengunjungi lokasi-lokasi yang selama ini berperan penting dalam ekosistem pengelolaan sampah Sumbawa.

Di SMPN 3 Sumbawa, mereka melihat bagaimana sekolah mampu mandiri mengelola sampah.
Di TPA Raberas, mereka menyaksikan realitas pengelolaan sampah dalam skala kabupaten—bertemu pekerja lapangan, mengamati alur pembuangan, hingga memahami tantangan yang tak terlihat dari jauh.
Di SDN Selang, mereka belajar membuat ecobrick—salah satu cara kreatif mengubah sampah plastik menjadi barang bermanfaat.
Dan di Bank Sampah Pemuda Berbagi, mereka menimba pengalaman bagaimana anak muda lain telah lebih dulu bergerak untuk menata lingkungan melalui skema bank sampah komunitas.

Kunjungan ini bukan sekadar tur. Ia adalah perjumpaan—dengan fakta, dengan praktik baik, dan dengan harapan.

Suara yang Menguatkan

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumbawa melihat cahaya terang dalam diri para peserta.

“Saya melihat peserta Sekolah Adipura adalah anak-anak muda yang cerdas dan hebat. Saya yakin mereka akan membawa perubahan, terutama untuk mewujudkan Sumbawa yang maju, lestari, dan bersih.”

Sementara itu, Ketua Lingkara memberikan pesan hangat yang melekat pada nama program itu sendiri.

“Kami ingin semua peserta menjadi generasi yang bermakna, seperti tagline Sekolah Adipura: Generasi Bermakna untuk Bumi Sumbawa.”

Kata-kata itu menegaskan bahwa Sekolah Adipura bukan sekadar kegiatan, melainkan perjalanan menuju identitas diri sebagai penjaga bumi.

Menuju Panggung Besar Anak Muda: Festival Adipura

Perjalanan Sekolah Adipura akan mencapai puncaknya pada 5 Desember 2025 melalui Festival Adipura. Di sinilah karya, ide, dan semangat anak muda disatukan. Festival itu akan menghadirkan:

Peluncuran program pendukung pengelolaan sampah, Penyematan gelar Green Influencer, Pengumuman pemenang Eco Youth Challenge.

Acara ini diharapkan menjadi tonggak lahirnya gerakan lingkungan yang lebih besar, di mana anak muda tampil sebagai wajah perubahan. Momentum ini penting, bukan hanya bagi peserta, tetapi bagi masa depan Sumbawa yang dicita-citakan: bersih, tangguh, dan berkelanjutan. (LS)