Liputansumbawa.id–Derasnya Sungai Brang Beh masih menyimpan duka dan tanda tanya. Sudah beberapa hari berlalu sejak korban atas nama Riski (29), dilaporkan hilang setelah terseret air bah yang tiba-tiba mengamuk. Hingga Selasa (16/12/2025), keberadaannya masih belum diketahui.
Di tengah cuaca yang tak menentu dan ancaman banjir susulan, tim gabungan kembali turun ke lapangan, menyusuri setiap jengkal aliran sungai yang dikenal ganas saat musim hujan. Harapan dan kecemasan menyatu dalam upaya pencarian yang terus diperluas.
Operasi SAR kali ini melibatkan BNPB, BPBD Kabupaten Sumbawa, TNI/Polri, Basarnas, Potensi SAR, TRC-PB Kabupaten Sumbawa, TRC ORARI Lokal Sumbawa, serta dukungan penuh dari Pemerintah Kecamatan Lunyuk dan perangkat Desa Lunyuk Rea.
Untuk mengejar peluang sekecil apa pun, tim dibagi menjadi tiga kelompok. Satu kelompok tetap bertahan di titik nol—lokasi terakhir korban terlihat—sementara dua kelompok lainnya menyusuri aliran Sungai Brang Beh ke sejumlah titik yang diyakini berpotensi menjadi tempat korban terbawa arus deras.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumbawa, Muhammad Nurhidayat, ST, melalui Kabid II Kedaruratan dan Logistik, Dr. Rusdianto AR, menyebut pembagian tim menjadi langkah krusial dalam menghadapi luasnya medan pencarian.
“Hari ini pencarian kami bagi menjadi tiga kelompok. Satu tetap di titik nol, dua lainnya bergerak menyusuri sungai. Arus sangat kuat, medan berat, namun kami berharap upaya ini membuahkan hasil,” ujarnya.
Namun perjuangan di lapangan tidak mudah. Curah hujan yang masih tinggi di wilayah hulu menjadi ancaman nyata bagi keselamatan tim. Bahkan, hujan deras yang mengguyur kawasan hulu Brang Beh pada Senin sore (15/12/2025) sempat memicu banjir besar kembali terjadi, memaksa tim meningkatkan kewaspadaan.
Di tengah keterbatasan akses dan nihilnya jaringan komunikasi, peran ORARI Lokal Sumbawa menjadi penopang vital operasi pencarian. Ketua ORARI Lokal Sumbawa, Muhammad Sagenta, SH, menegaskan bahwa komunikasi adalah nyawa dari setiap operasi SAR.
“Banyak titik pencarian yang benar-benar blank spot, tidak ada jaringan sama sekali. Dengan perangkat komunikasi ORARI, seluruh perkembangan di lapangan bisa terus kami sampaikan ke kabupaten. Ini adalah bagian dari kewajiban kami,” tegasnya.
Harapan juga datang dari pemerintah setempat. Sekretaris Camat Lunyuk, Wendi Saputra, mengajak seluruh masyarakat untuk turut mendoakan agar cuaca bersahabat dan pencarian segera membuahkan hasil.
“Kami berharap cuaca hari ini lebih baik. Kami mohon doa dari seluruh masyarakat agar korban dapat segera ditemukan, dalam kondisi apa pun. Semoga ikhtiar ini dimudahkan,” ungkapnya lirih.
Hingga berita ini diturunkan, pencarian terhadap Riski masih terus berlangsung. Di tengah derasnya Brang Beh dan ancaman alam yang tak bisa ditebak, tim gabungan tetap bertahan—berpacu dengan waktu, demi satu harapan: menemukan korban dan memberi kepastian bagi keluarga yang menanti. (LS)






























































