Sumbawa Besar, 10 November 2025- Pasar Seketeng telah menjadi salah satu pusat aktivitas ekonomi masyarakat. Dengan strategi terbaik mereka, para pedagang tetap mampu mempertahankan usaha serta pendapatan mereka meski tantangan dan kendala tidak dapat dihindari.
Salah seorang pedagang, Julaeha, telah berjualan cabai dan bawang selama enam tahun. Ia menuturkan alasan memilih komoditas tersebut karena perputaran jual-beli yang cepat.
“Kalau jual cabai dan bawang itu cepat laku. Pembeli bisa datang setiap hari, berbeda dengan beras yang bisa dibeli untuk dua minggu sekali,” ujarnya.
Namun, Julaeha juga mengaku bahwa pendapatannya mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir.
“Kalau dulu bisa sampai tiga juta, sekarang paling dua juta. Permintaan pasar agak menurun, di tambah makin banyak kios laim yang dagangannya sama jadi makin banyak pesaing.” katanya.
Meski begitu, harga bahan pokok menurutnya masih relatif stabil, hanya sedikit naik karena permintaan yang berkurang. Permintaan akan melonjak tinggi manakala hari raya Idhul Fitri semakin mendekat.
Dalam menjaga ketersediaan stok, Julaeha mengambil barang langsung dari distributor setiap hari. Ia menyesuaikan jumlah stok berdasarkan pengalaman dan kebutuhan pelanggan. Kendala yang sering ia hadapi adalah komplain dari pelanggan terkait kualitas barang, namun hal tersebut dapat diatasi karena distributor bersedia mengganti barang yang rusak.
“Saya harap usaha ini tetap lancar, supaya bisa pulang kampung tiap tahun ketemu keluarga besar,” tambahnya.
Sementara itu, Rati Kusumawati, pedagang sembako lainnya yang menjual beras, gula, tepung, minyak, dan garam, sudah berjualan selama tiga tahun. Ia menyebutkan bahwa menjual sembako tergolong stabil karena kebutuhan masyarakat terhadap bahan tersebut sangat tinggi.
“Barang seperti ini pasti dicari setiap hari. Dalam sehari bisa dapat enam sampai tujuh juta,” ungkapnya.
Rati juga menjelaskan bahwa harga jual ditentukan berdasarkan harga grosir dengan sedikit kenaikan agar tetap terjangkau oleh pelanggan. Kendala utama yang dihadapinya adalah reaksi pelanggan saat terjadi kenaikan harga mendadak.
“Kalau harga naik tiba-tiba, pelanggan langsung protes. Tapi mau bagaimana lagi, kita juga ikut harga dari grosiran,” ujarnya.
Ia berharap agar kiosnya terus ramai pembeli dan mampu memperluas modal untuk menambah stok.
“Semoga selalu ramai supaya bisa tambah lengkap jualannya,” harap Rati. (Najwa/Imel)




























































