Sumbawa, 15 Juli 2025 — Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Angkatan XXVII Universitas Samawa (UNSA) tahun 2025 disambut penuh semangat oleh para mahasiswa lintas fakultas. Mengusung tema “Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Potensi Lokal Berbasis Teknologi dan Inovasi Menuju Indonesia Emas 2045,” KKL tahun ini diyakini menjadi momen strategis untuk memperkuat kontribusi mahasiswa di tengah masyarakat.
Asry Royan Sarkasi, mahasiswa Fakultas Hukum, menekankan pentingnya pendekatan sosial dan kultural dalam menjalankan program KKL. Menurutnya, teknologi dan inovasi tidak akan berarti jika mahasiswa gagal memahami realitas dan kearifan lokal.
“Temanya luar biasa, tapi jangan sampai mahasiswa hanya datang membawa konsep muluk-muluk. Kita harus hadir untuk mendengar, belajar, dan berkontribusi secara membumi,” ujarnya.
Sementara itu, Jaelani Irawansya, Ketua BEM Fakultas Teknik, melihat KKL sebagai ruang praktik nyata bagi mahasiswa teknik untuk menciptakan solusi yang relevan dan terjangkau.
“KKL adalah ladang eksperimen sosial. Mahasiswa teknik bisa menghadirkan sistem pengairan sederhana, energi alternatif, atau alat produksi lokal yang murah tapi efektif. Teknologi tidak harus mahal, yang penting tepat sasaran,” jelasnya.
Di bidang ekonomi, Ketua BEM Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), Sugiarto, menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam mendorong pertumbuhan ekonomi desa.
“Kami berharap KKL ini tidak hanya memberi edukasi, tetapi juga menumbuhkan ekonomi lokal. Mahasiswa bisa bantu promosi UMKM, membuat strategi pemasaran digital, hingga memberi pelatihan manajemen keuangan yang sederhana. Ini bentuk kontribusi nyata menuju Indonesia Emas 2045,” ungkapnya.
Ketiganya sepakat bahwa kolaborasi lintas disiplin dalam pelaksanaan KKL harus diperkuat. Mereka juga mendorong agar program-program KKL benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat dan berkelanjutan, tidak sekadar menjadi syarat akademik.
KKL UNSA 2025 dijadwalkan berlangsung selama lebih dari satu bulan dan akan menyasar sejumlah desa di Kabupaten Sumbawa. Para mahasiswa diharapkan hadir bukan hanya sebagai pelaksana program kampus, tetapi juga sebagai agen perubahan — membawa inovasi, empati, dan semangat membangun dari desa untuk Indonesia. (LP)