Liputansumbawa.id | Jalan Merdeka Sumbawa Besar berubah menjadi panggung budaya terbuka yang memikat, Jumat malam (19/12/2025). Ribuan pasang mata tertuju pada gelaran Sumbawa Tenun Fashion Street, sebuah perhelatan kreatif yang menghadirkan wastra tenun Sumbawa dalam balutan fashion modern, di ruang publik jantung kota.



Ruas jalan utama yang biasanya dipadati lalu lintas kendaraan, malam itu disulap menjadi arena fashion street dengan tata cahaya artistik, panggung terbuka, dan catwalk memanjang. Antusiasme masyarakat begitu tinggi, tampak dari padatnya pengunjung yang memadati sepanjang lokasi acara sejak sore hingga malam hari.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. Lalu Muhammad Iqbal, bersama istri yang juga Ketua Dekranasda Provinsi NTB, Sinta Agathia M. Iqbal. Kehadiran pimpinan daerah tersebut menjadi magnet tersendiri dan disambut hangat oleh masyarakat Sumbawa, sekaligus mempertegas dukungan Pemerintah Provinsi NTB terhadap pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal.
Ketua Dekranasda Kabupaten Sumbawa, Hj. Ida Fitria Syarafuddin Jarot, dalam laporannya menyampaikan bahwa Sumbawa Tenun Fashion Street digelar sebagai ruang promosi, apresiasi, dan edukasi publik terhadap tenun Sumbawa. Kegiatan ini juga menjadi langkah awal dalam membangun ekosistem tenun yang lebih kuat dan berkelanjutan, mulai dari pengrajin, desainer, hingga perluasan akses pasar.
“Tenun Sumbawa harus hadir lebih dekat dengan masyarakat, tidak hanya sebagai busana adat, tetapi juga sebagai produk fashion yang relevan dengan gaya hidup masa kini,” ungkapnya. Ia menambahkan, kegiatan ini juga menjadi bagian dari rangkaian awal menyambut Hari Ulang Tahun Kabupaten Sumbawa ke-66 yang akan diperingati pada 22 Januari 2026.
Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, M.P., dalam sambutannya menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Sumbawa untuk terus melestarikan dan mengembangkan tenun sebagai identitas budaya sekaligus penggerak ekonomi daerah. Ia mengungkapkan bahwa Pemkab Sumbawa telah menerbitkan surat edaran terkait penggunaan batik dan tenun khas daerah sebagai pakaian dinas.
“Kebijakan ini tidak hanya berlaku bagi ASN, tetapi juga kami dorong untuk diterapkan oleh instansi vertikal, BUMN, dan BUMD yang ada di Kabupaten Sumbawa. Ini bukan sekadar simbol kebanggaan budaya, tetapi strategi nyata untuk meningkatkan permintaan tenun Sumbawa,” tegas Bupati.
Menurutnya, peningkatan permintaan harus diantisipasi dengan kesiapan produksi yang memadai. Karena itu, Bupati meminta perangkat daerah terkait dan para pengrajin untuk menjaga kualitas, kapasitas produksi, serta kesinambungan pasokan agar manfaat ekonomi benar-benar dirasakan oleh para penenun di tingkat akar rumput.
Kemeriahan acara semakin memuncak ketika Gubernur NTB bersama Ketua Dekranasda Provinsi NTB melangkah di atas catwalk mengenakan busana tenun Sumbawa. Aksi tersebut disambut tepuk tangan meriah dan menjadi simbol kuat dukungan pimpinan daerah terhadap wastra lokal.
Momentum ini diikuti oleh Bupati Sumbawa bersama Ketua Dekranasda Kabupaten Sumbawa, Wakil Bupati Sumbawa bersama Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW), Wakil Ketua I dan Wakil Ketua III DPRD Kabupaten Sumbawa beserta istri, serta jajaran kepala OPD yang turut tampil memukau dengan balutan tenun Sumbawa beragam motif dan warna.
Tak kalah menarik, karya-karya terbaik desainer lokal Sumbawa turut ditampilkan, memadukan nilai tradisi dengan sentuhan modern yang elegan. Ragam koleksi yang dipamerkan menunjukkan fleksibilitas tenun Sumbawa untuk diolah dalam berbagai konsep busana, baik formal, semi formal, hingga kasual.
Acara semakin hidup dengan penampilan penyanyi bersuara emas asal Sumbawa, Ririn Hermansyah, yang sukses menghibur dan menghangatkan suasana malam.
Lebih dari sekadar pertunjukan mode, Sumbawa Tenun Fashion Street menjadi pernyataan kolektif bahwa tenun Sumbawa adalah warisan budaya yang hidup, bernilai ekonomi, dan memiliki masa depan cerah. Melalui kolaborasi antara pemerintah daerah, Dekranasda, pengrajin, desainer, dan masyarakat, tenun Sumbawa terus melangkah dari tradisi menuju panggung kota, dari lokal menuju kebanggaan bersama.






























































